Total Tayangan Halaman

Minggu, 20 Oktober 2013

Will You Marry Me?

Untuk dewasa muda seperti kita-kita ini *tsah* pastinya udah mulai sering dong ya denger atau bahkan dapet undangan pernikahan. Maksud gue, nikahan temen. Maksud gue lagi, temen yang seumuran atau 20-an awal. Iya ga? Iya dong.

Dalam kasus gue, yes, kabar pernikahan muda-mudi udah mulai berseliweran, baik di timeline twitter, facebook (masih jaman kan ya?), maupun word of mouth. And i'm kinda amazed with that. Like, seriously? Ada temen SMA gue yang seumuran baru aja melangsungkan pernikahannya. Ada juga temen kak Edo yang udah nikah setelah (baru banget) wisuda. Ada yang belom lulus kuliah udah resepsi. Selamat ya buat kalian semua! #lah

Frankly speaking, gue selalu menganggap negatif nikah muda. Tunggu tunggu, jangan marah dulu. Gue beranggapan begitu karena menurut gue, masih banyak yang bisa kita lakukan selain mengikat janji suci dengan seseorang. Kalau umur 20 tahun aja udah nikah, kehidupannya pasti berubah drastis. Ga bisa keluyuran seenaknya lagi sama temen-temen, udah punya tanggung jawab baru, dan bisa aja obrolan sama temen-temen yang notabene belum pada masuk dunia kerumahtanggaan jadi gak nyambung. Terakhir, menurut gue gak kece aja gitu masih muda, kuliah belom (atau baru) kelar, tapi udah dipanggil 'istri'.

Karena itu gue ga pernah ngerti sama mereka yang memutuskan nikah muda, apalagi kalau kuliahnya belom selesai. I mean, cari uang aja belom bener, terus rumah tangganya dibiayain siapa? Orang tua gitu? 
Terus kenapa sih gak mau nunggu at least sampe jadi sarjana? kan kesannya jadi kayak 'kebelet' nikah. Tapi masa alasannya begitu?

Sebenarnya isi post ini cuma kebingungan gue aja sih. Kalaupun anda-anda yang baca berpendirian teguh bahwa menikah muda itu baik, oke, luar biasa, ya tidak apa-apa. Menurut gue sih, menikah di umur segini sangat-sangat tidak penting untuk dilakukan. Sebaiknya, perempuan punya karier yang cukup mapan dan bisa membiayai diri sendiri dulu sebelum menikah. Tujuannya sih, supaya tidak bergantung pada pria yang akan dinikahinya. Jadi punya harga diri. Hehe.

Jadi begitu. Gue harap, kata-kata 'Will You Marry Me?' akan datang di umur gue yang tepat, antara 26 atau 27 tahun. Pokoknya setelah gue S2 dan berkarier. Hehe. Kan keren aja gitu kalau di undangan ada gelar S2-nya. Manteplah. Datengnya juga dari orang yang tepat sih. Ya gimana mau bahagia sentosa kalo yang ngomong bad boy perokok yang suka minum-minum. Dih. Bad boy is so not me. #iyainaja

Intinya, ikatlah janji suci bila kita-kita sudah matang emotionally, physically, and financially. Jangan ngikutin lust aja ngebet pengen cepet-cepet. Ya, ladies and gents? :)

Nighty Night!

Senin, 14 Oktober 2013

Petang

12/08/13 23:52


Sepertinya semua suka pagi. Begitu yang nampak dari jendela kamarku.

Ada pak kumis berdasi yang selalu keluar dini. Anak sekolah dengan seragam warna-warni.

Jangan lupa tukang sayur yang tidak pernah mau ketinggalan. Tangannya sudah bergerak cepat menggerogoti sisik ikan.

Aku tidak suka pagi. Tidak sudi jadi serupa. Aku lebih cinta petang.

Matahari sudah berkurang ganasnya, anak-anak mulai semerbak wanginya (karena beres dimandikan)

Tapi kalau kau tanya alasanku yang sebenar-benarnya,


Aku cinta petang karena kau yang membuatku begitu.