Total Tayangan Halaman

Sabtu, 07 Maret 2015

Kisah dari Bumi Serumpun Sebalai

Hi.

Been a long time, huh? I've been crazily busy this past few months, you know, internship and stuffs. But all is owvaaah (at least for now) and i'm available to write a bit here, thank goodness :)

Gue mau cerita soal yang asik-asik aja sekarang. Iya, kemarin gue -- randomly and unplanned -- abis liburan ke Bangka Belitung, tepatnya pulau Bangka. Tadinya kita sekeluarga mau balik aja ke Jambi natalan ke rumah opung (yes my hometown is not Medan but Jambi instead) tapi tiba-tiba papa ngusulin liburan ke Bangka. Karena sebenernya kita udah bosen ke Jambi mulu, akhirnya usul itu langsung disetujui secara aklamasi sama semua orang (((SEMUA ORANG))) alias ngga ada yang nolak hahaha. Beli tiket, booking hotel, berangkaaat!

Ya ngga langsung berangkat juga sih. Karena dadakan, hotelnya udah pada penuh semua. Setelah beberapa hotel ditelepon ga ada yang available, hampir pasrah ga dapet hotel, akhirnya dapet juga 3 kamar di Novotel. Yaaa walaupun harganya di luar harapan sih........

Mau tau gimana perjalanan akuh? *geli* hahaha this is gonna be a loong post so brace yourself :p here we goo!

Rabu, 09 April 2014

When I Talk About Love

They said love is blind. That's why people don't need reasons to love someone.

Hello, mates. Nice to see you again after a while. I'm trying to make myself write dilligently but that's kinda hard, you know, because of the college and stuffs. I'm on my 6th semester now, gettin' closer to the graduation :p

Anyway, back to the statement I wrote on the first line. That's what this post is all about.

Do you ever feel like you're interested in someone, and you want to waste your time with them, text them every day and smiled every time they pass? Don't worry, that's normal hehe. That is the condition of so-called "fall in love". You're in love, that's why their existance seems more important for you than before. And then you'll try to catch them, and then you'll confess to them, and you get them to be yours. What could be better than getting someone you adore?

Love has to be pure and sincere, they said. You don't need any reason to stay in love with someone. But really?

Actually, people, you need some (reasons). Why?  Because you can't be in love with someone randomly. 

Senin, 30 Desember 2013

Let's Go Nerd!

Sehubungan dengan tugas kelompok UAS mata kuliah Produksi Media Audio dan Audio Visual (iya, namanya sepanjang itu), gue, Poppy, April, Chita, Iman, dan tambahan model-model lainnya berangkat ke store Endorse Tebet. Kita yang emang udah janjian sama strore managernya langsung deh mulai persiapan shooting, pilih-pilih baju yang bakal dipakai masing-masing untuk photoshoot, dan persiapan kamera tentunya.

Untuk pengambilan gambar kali ini, gue kebagian peran jadi cewek nerd dengan gaya preppy. Akhirnya, mulailah pencarian gue ke sekeliling store Endorse untuk mendapatkan outfit yang sesuai. And this is the result!


Udah keliatan nerd belom? hehe.



What I Wore
Sweater: Endorse, Shirt: Milik Pribadi, Dress: Endorse
Socks & Shoes: Milik Pribadi


Untuk gaya preppy look, gue ga foto sendiri, tapi bareng partner in crime: Iman. Intinya, kita pengen bilang kalo anak-anak muda Jakarta bisa dapetin fashion outfit yang sesuai dengan gaya mereka, termasuk anak-anak nerd kaya foto di bawah ini :p  






Ini post pertama gue tentang fashion. I'm so excited yet nervous at the same time, kalo banyak kurangnya mohon dimaafkeun ya gais! ehe. Happy New Year by the way!

Kamis, 26 Desember 2013

Kau.

Bertanya matahari pada langit
Dapatkah aku menjemput bulan?
Langit ragu,
Diamnya karena tak tahu

Seperti malaikat yang rindu
Pada bidadari yang pilu
Menyepi
Bersenandung
Menari
Melawan ego untuk tautkan janji

Karena malaikat tak seharusnya satu
Dengan bidadari yang melelehkan surga
Dari bening matanya

Aku ini malaikat
Dicampakkan dari jauh mega-mega
Karena memilih jatuh
Untuk melodi misterius,
Pembias cahaya abadi,
Pemilik bola mata pelangi,
Kau.
(2012)

-Puisi yang sempat terlupakan, tetapi kini kembali kutemukan-


Minggu, 20 Oktober 2013

Will You Marry Me?

Untuk dewasa muda seperti kita-kita ini *tsah* pastinya udah mulai sering dong ya denger atau bahkan dapet undangan pernikahan. Maksud gue, nikahan temen. Maksud gue lagi, temen yang seumuran atau 20-an awal. Iya ga? Iya dong.

Dalam kasus gue, yes, kabar pernikahan muda-mudi udah mulai berseliweran, baik di timeline twitter, facebook (masih jaman kan ya?), maupun word of mouth. And i'm kinda amazed with that. Like, seriously? Ada temen SMA gue yang seumuran baru aja melangsungkan pernikahannya. Ada juga temen kak Edo yang udah nikah setelah (baru banget) wisuda. Ada yang belom lulus kuliah udah resepsi. Selamat ya buat kalian semua! #lah

Frankly speaking, gue selalu menganggap negatif nikah muda. Tunggu tunggu, jangan marah dulu. Gue beranggapan begitu karena menurut gue, masih banyak yang bisa kita lakukan selain mengikat janji suci dengan seseorang. Kalau umur 20 tahun aja udah nikah, kehidupannya pasti berubah drastis. Ga bisa keluyuran seenaknya lagi sama temen-temen, udah punya tanggung jawab baru, dan bisa aja obrolan sama temen-temen yang notabene belum pada masuk dunia kerumahtanggaan jadi gak nyambung. Terakhir, menurut gue gak kece aja gitu masih muda, kuliah belom (atau baru) kelar, tapi udah dipanggil 'istri'.

Karena itu gue ga pernah ngerti sama mereka yang memutuskan nikah muda, apalagi kalau kuliahnya belom selesai. I mean, cari uang aja belom bener, terus rumah tangganya dibiayain siapa? Orang tua gitu? 
Terus kenapa sih gak mau nunggu at least sampe jadi sarjana? kan kesannya jadi kayak 'kebelet' nikah. Tapi masa alasannya begitu?

Sebenarnya isi post ini cuma kebingungan gue aja sih. Kalaupun anda-anda yang baca berpendirian teguh bahwa menikah muda itu baik, oke, luar biasa, ya tidak apa-apa. Menurut gue sih, menikah di umur segini sangat-sangat tidak penting untuk dilakukan. Sebaiknya, perempuan punya karier yang cukup mapan dan bisa membiayai diri sendiri dulu sebelum menikah. Tujuannya sih, supaya tidak bergantung pada pria yang akan dinikahinya. Jadi punya harga diri. Hehe.

Jadi begitu. Gue harap, kata-kata 'Will You Marry Me?' akan datang di umur gue yang tepat, antara 26 atau 27 tahun. Pokoknya setelah gue S2 dan berkarier. Hehe. Kan keren aja gitu kalau di undangan ada gelar S2-nya. Manteplah. Datengnya juga dari orang yang tepat sih. Ya gimana mau bahagia sentosa kalo yang ngomong bad boy perokok yang suka minum-minum. Dih. Bad boy is so not me. #iyainaja

Intinya, ikatlah janji suci bila kita-kita sudah matang emotionally, physically, and financially. Jangan ngikutin lust aja ngebet pengen cepet-cepet. Ya, ladies and gents? :)

Nighty Night!

Senin, 14 Oktober 2013

Petang

12/08/13 23:52


Sepertinya semua suka pagi. Begitu yang nampak dari jendela kamarku.

Ada pak kumis berdasi yang selalu keluar dini. Anak sekolah dengan seragam warna-warni.

Jangan lupa tukang sayur yang tidak pernah mau ketinggalan. Tangannya sudah bergerak cepat menggerogoti sisik ikan.

Aku tidak suka pagi. Tidak sudi jadi serupa. Aku lebih cinta petang.

Matahari sudah berkurang ganasnya, anak-anak mulai semerbak wanginya (karena beres dimandikan)

Tapi kalau kau tanya alasanku yang sebenar-benarnya,


Aku cinta petang karena kau yang membuatku begitu.

Sabtu, 22 Desember 2012

Ma Mere: The Fact You Should Know

It's mother's day, everyone! Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, gue ga pernah kasih ucapan selamat hari ibu buat Mama. Gue bukan orang yang biasa mengungkapkan cinta lewat kata-kata sama keluarga gue sendiri. Ga tau juga kenapa. Akhirnya gue cuma bisa tulis di twitter, pengecut banget ya? Yaudah sih. *malah marah*

Hmm, bingung juga harus cerita apa soal hari ibu, karena emang ga ada hal istimewa yang kita sekeluarga lakuin buat menyambut hari ini. Tapi, yah, semua orang pasti menganggap ibunya istimewa. Begitu juga gue terhadap Mama. Jadi, gue memutuskan untuk menuliskan hal-hal yang membuat Mama G (nama nyokap gue Gustina - red) supa-dupa-special. At least di mata gue :)

Mama gue itu -- entah kenapa -- beda dari ibu-ibu yang lain. Mama ga suka banget nonton sinetron. Dia sadar itu tayangan yang tidak mendidik, jadi semua anak-anaknya pun dari dulu dilarang nonton sinema-sinema semacam itu. Dulu gue selalu protes, kan gue mau nonton Bidadari (bahaha najong) tapi selalu ga boleh karena waktunya barengan sama jam tidur gue dan adik-adik. Iya, dari dulu gue dikasih jadwal tidur jam 8 malem sama Mama, no kompromi :')

Terus, Mama juga ngga suka gosip sampe jelekin orang. Gue sering liat ibu-ibu dengan hebohnya ngomongin kejelekan ibu-ibu lain yang mungkin mereka juga ga terlalu kenal. Mama pernah bilang kalo dia ngerasa itu ga penting banget. Dia udah sibuk dengan segala urusannya dan ga punya waktu buat jelekin orang. Dulu gue pikir Mama aneh, sekarang gue tau Mama keren :)

Mama juga strict sama apa yang harus kita makan. Tiap hari harus minum jus (yang dia bikin sendiri), makan mie instan dibatasin, bahkan dulu selalu bawain bekal supaya gue dan adik-adik ga jajan di sekolah. Gue dulu sebel banget soal ritual minum jus ini, selalu kepaksa ngelakuinnya sampai Mama teriak-teriak dulu nyuruh gue minum. Bahkan sekarang kadang masih gitu :p Tapi gue tahu ritual ini penting, terutama karena Mama tahu gue punya masalah pencernaan dan jarang banget makan sayur. Thankyou, Mama :)

Yang paling gue suka dari Mama, dia selalu mendukung apa yang jadi hobi gue dan adik-adik. Gue dan adik gue Neta suka banget gambar, baca, dan nulis dari dulu. Mama yang dorong kita untuk ikut les menggambar komik dan ikut les lukis. Mama yang beliin banyak banget bacaan berkualitas supaya bisa memuaskan hasrat baca kita. Bahkan, sampai sekarang Mama yang terus nyemangatin gue buat serius nekunin bidang desain. Gue suka desain baju sendiri dan Mama bilang gue harus masuk sekolah khusus desain. Tahu Bunka School? Dia suruh gue daftar disitu. Bayangin aja, di saat dia tahu gue lagi sibuk kuliah sekarang, dia masih percaya gue bisa ngejalanin satu lagi pendidikan buat menunjang hobi gue. Mama knows best :)

Terakhir, kalo bukan karena Mama, gue ga akan seneng baca dan nulis saat ini. Buku yang agak 'berat' pertama yang gue baca itu karangan Seno Gumira Adjidarma punya Mama, waktu gue kelas 2 SD. Mama suka banget baca dan punya prestasi dalam bidang menulis. Dia orangnya sastra banget, tapi nyasar masuk jurusan ekonomi pas kuliah hahaha. Makanya, ketika gue sempet bilang gue mau masuk sastra, dia dukung banget. Karena dia tahu apa rasanya kuliah di bidang yang ga dia sukai. Walaupun, yah, akhirnya gue juga nyasar masuk komunikasi :p

This educated, caring, and lovable woman can never stop to impress me. Mama, i'm a proud daughter!

Happy Mama's day ;)